Pelajar Palsu Diamankan, Diduga Kerap
Picu Tawuran di Bogor
Rafik Maeilana - detikNews
Bogor Satgas Pelajar Kota Bogor
mengamankan seorang remaja yang menyamar menjadi pelajar di salah satu sekolah
swasta di Bogor. Diduga remaja tersebut kerap ikut dan memprovokasi tawuran.
Satgas mengamankan remaja tanggung tersebut di Halte BantarJati, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Senin (15/10/2012). Saat itu, ia tengah bersama 7 pelajar dari SMK PGRI 2. "Dia sudah jadi incaran kita sejak satu bulan," kata Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Ruchjani kepada detikcom.
Dari hasil penelusuran, remaja tersebut bernama Hendra Dwi Permana alias Bongkeng (16). Ia berasal dari Kampung Serikat RT 1 RW 2, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Hendra sering kali terlihat bergabung dengan kelompok sekolah SMK PGRI 2 Kota Bogor. Ia mempunyai seragam yang didapatnya dari teman. "Ini sudah 3 kali dia tertangkap. Dia dapat seragam dari temannya," jelas Ruchjani.
Sebelum dibawa ke Polsek Bogor Utara, lanjut Ruchjani, Hendra sempat dicukur rambutnya sebagai hukuman. Hendra juga sempat diinterogasi untuk mengungkap remaja-remaja lain yang menyamar jadi pelajar sekolah.
"Kita akan terus cari lagi selain dia. Biasanya mereka suka jadi provokator," pungkas Ruchjani.
Tim Satgas Pelajar terdiri kepolisian, TNI, tokoh ulama, dan perwakilan sekolah. Tim ini dibentuk untuk menekan tawuran dan aksi brutal para pelajar.
(try/try)
Satgas mengamankan remaja tanggung tersebut di Halte BantarJati, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Senin (15/10/2012). Saat itu, ia tengah bersama 7 pelajar dari SMK PGRI 2. "Dia sudah jadi incaran kita sejak satu bulan," kata Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Ruchjani kepada detikcom.
Dari hasil penelusuran, remaja tersebut bernama Hendra Dwi Permana alias Bongkeng (16). Ia berasal dari Kampung Serikat RT 1 RW 2, Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Hendra sering kali terlihat bergabung dengan kelompok sekolah SMK PGRI 2 Kota Bogor. Ia mempunyai seragam yang didapatnya dari teman. "Ini sudah 3 kali dia tertangkap. Dia dapat seragam dari temannya," jelas Ruchjani.
Sebelum dibawa ke Polsek Bogor Utara, lanjut Ruchjani, Hendra sempat dicukur rambutnya sebagai hukuman. Hendra juga sempat diinterogasi untuk mengungkap remaja-remaja lain yang menyamar jadi pelajar sekolah.
"Kita akan terus cari lagi selain dia. Biasanya mereka suka jadi provokator," pungkas Ruchjani.
Tim Satgas Pelajar terdiri kepolisian, TNI, tokoh ulama, dan perwakilan sekolah. Tim ini dibentuk untuk menekan tawuran dan aksi brutal para pelajar.
(try/try)
Menurut pendapat saya
mengenai berita tersebut bahwa perilaku yang dilakukan oleh Hendra merupakan
perilaku yang sangat tidak beretika, yang pertama yaitu karena Hendra telah
berbohong untuk menyamar sebagai salah satu murid dari sebuah sekolah swasta, padahal
iya bukanlah seorang pelajar di sekolah tersebut, berbohong saja sudah
merupakan salah satu tindakan yang tidak beretika, apalagi ia berbohong hanya
untuk memprovokasikan para pelajar disalah satu sekolah swasta tersebut untuk
melakukan hal yang sangat tidak beretika dimana para pelajar yang seharus nya
memiliki etika pendidikan untuk melakukan tugasnya sebagai pelajar tetapi malah
di provokatori oleh seseorang dari pihak luar yang berpura-pura sebagai pelajar
untuk melakukan hal yang sangat tidak beretika yaitu dengan melakukan tawuran
antar pelajar.
Seharusnya bagi para
pelajar yang berpendidikan mereka harus memiliki etika yang lebih baik
dibandingkan dengan mereka yang tidak berpendidikan, seharusnya para siswa
harus mampu menahan emosi di dirinya dan tidak mudah terhasut untuk melakukan
hal yang sama sekali tidak beretika
tersebut, harusnya para siswa sebagai
manusia yang terpelajar harus mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, mana yang beretika dan mana perbuatan yang tidak beretika, sehingga
mereka tidak mudah terhasut untuk melakukan hal-hal negatif yang mempengaruhi
lingkungannya.
Disini para guru dan orang tua juga harus tegas
mengambil tidakan, mereka harus lebih memperhatikan anak-anak mereka dan
memberikan mereka kegiatan-kegiatan posotif sehingga anak-anak mereka tidak
mudah terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif, dan mereka juga harus
menanamkan buadaya etika sejak kecil, sehingga anak-anak mereka terbiasa untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif
dan mampu mengendalikan dirinya untuk dapat membedakan hal-hal yang baik dengan
hal-hal yang buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar